Kantor CV Lawa Mori di Desa Rade Kecamatan Madapangga - Bima - NTB. (doc.bop) |
|
BIMA-NTB | Pendistribusian
pupuk Urea bersubsidi diakhir musim kemarau tahun 2022 menjadi peluang bagi
oknum pengusaha nakal untuk meraup keuntungan berlipat ganda. Apalagi masa
tanam yang dilakukan petani lebih cepat, sedangkan alokasi kebutuhan pupuk
untuk musim hujan saat ini akan disalurkan pada awal Januari 2023 mendatang.
Salah satu kasus yang ditemukan di
wilayah Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terungkap
sebanyak 25.0500 kilogram atau 25 ton 500 kilogram pupuk subsidi tidak didrop
ke beberapa pengecer. Fakta tersebut juga didukung data falid yang di input dalam
system. Ironisnya lagi, pengecer pun diminta agar meng-input laporan yang
melebihi dari jumlah yang diterima di lapangan.
Berdasarkan hasil investigasi
lapangan—dua orang pengecer yang didatangi tim media ini mengungkap persoalan
yang sedang mereka hadapi.
Seperti diuraikan Boni—pengecer Kios
Doro Tonda di Desa Tonda Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima - NTB. Dimana jatah
akhir tahun 2022, Kios Doro Tonda menerima distribusi pupuk subsidi sebanyak 10
ton dari Distributor CV Lawa Mori. Namun ironis, Boni justru disuruh input laporan
penerimaan barang kedalam sistem sebanyak 19.0500 kilogram.
“Saat itu saya menolaknya. Karena saya
tidak mau membuat laporan angka fiktif. Kalau pun saya memaksakan diri untuk
meng-input 19 ton lebih, berarti sama halnya saya yang menyelewengkan 9 ton
lebih pupuk tersebut—sementara barangnya tidak ada,” tandas Boni kepada tim
media ini di kediamannya, Jum’at (23/12/2022).
“Lebih parah lagi, dalam system laporan milik
Kios Doro Tonda tiba-tiba ter-input secara otomatis dengan angka 19 ton lebih. Saya
pun heran, kenapa bisa terjadi seperti itu, sedangkan password masuk hanya saya
sendiri yang tahu,” ungkap Boni.
Hal yang sama juga dialami Hj
Nurma—pengecer UD Zam-Zam Desa Tonda. Kata dia, pihak Distributor CV Lawa Mori
meminta kepada kami agar meng-input angka penerimaan pupuk sebanyak 16 ton, sedangkan
barangnya tidak ada.
“Persoalan ini sempat kami minta
klarifikasi. Namun dijawab oleh CV Lawa Mori bahwa pupuk 16 ton akan didrop
awal Januari 2023. Tetapi kami menolaknya, sebab jatah tahun 2022 harus
selesai, dan tidak ada kaitannya dengan alokasi untuk tahun 2023,” ungkap Hj
Nurma ditemui dikediamannya, Jum’at sore.
Informasi lain yang diperoleh—hal yang
sama juga terjadi pada UD Raihan di Desa Monggo. Dari 20 ton pupuk urea subsidi
yang diterima, namun diminta untuk meng-input sebanyak 22 ton.
Menyikapi persoalan tersebut,
Distributor CV Lawa Mori Khaerunisah yang di konfirmasi tim media ini di
kediamannya, Ahad (25/12/2022), tidak ada di tempat.
“Beliau (ibu Nisa,red) sama bapak sudah
keluar. Nanti akan saya kasih tahu kedatangan bapak-bapak,” tutur salah satu
anaknya.
“Ibu Nisa tidak ada, mereka masih di luar,”
kata dua orang perempuan beberapa menit kemudian, sambil membuka gerbang pintu kantor
CV Lawa Mori.
Di konfirmasi lebih lanjut, Ibu Nisa
sapaannya itu dihubungi tim media ini via
Hanphone, pun tak diangkat. Begitu pula pemberitahuan atas kedatangan tim media
ini melalui SMS dan WhatsApp, pun tak dibalas.
Penulis : Adi Pradana