| Distributor CV Lawa Mori Anisa | doc.MN | |
|
BIMA-NTB | Distributor
CV Lawa Mori Anisa, membantah adanya pernyataan dua orang pengecer di Desa
Tonda Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, terkait laporan
data fiktif yang diinput dalam system T-Pubers,
sehingga berunjung pemberitaan atas dugaan
penyelewengan pupuk subsidi dengan data fiktif.
Dalam klarifikasinya, Distributor Lawa
Mori Anisa menjelaskan bahwa data yang diinput dalam sistem T-Pubers tersebut dilakukan oleh
pengecer sendiri, bukan dari distributor. Karena yang lebih tahu password masuk
kedalam system pengecer hanya pengecer itu sendiri.
Berkaitan data yang diinput oleh
pengecer UD Doro Tonda dalam T-Pubers
sebanyak 19.0500 kilogram, itu hanya miskomunikasi karena pengecer kurang paham
aturan batas tenggang waktu akhir tahun penyaluran pupuk subsidi.
“Atas kesalapahaman itu, kami pun minta kepada
pengecer Doro Tonda untuk memperbaikan laporan dalam system T-Pubers dari 19.0500 kilogram menjadi
10.000 kilogram berdasarkan alokasi yang mereka diterima di lapangan,” kata Anisa
kepada wartawan di kantornya, Rabu (28/12/2022) lalu.
Anisa menyayangkan ketidakpahaman
pengecer Doro Tonda. Padahal tujuan untuk melakukan T-Pubers lebih awal untuk membantu kebutuhan pupuk bagi petani di
Desa Tonda. Namun akibat ketidakpahaman tersebut, petani di Tonda kehilangan
alokasi pupuk sebanyak 9.500 kilogram atau 9 ton 500 kilogram.
Begitu pula pada UD Zam-Zam Desa Tonda. Akibat
ketidakpahaman pengecer, sisa jatah 6 ton pupuk subsidi di desa tersebut hangus.
“Sebelumnya mereka (UD Zam-Zam) meng-input
16 ton, namun mereka perbaiki kembali menjadi 10 ton. Artinya sisa 6 ton pupuk
subsidi untuk petani di Desa Tonda hangus,” kata Anisa.
Anisa kembali menjelaskan, tujuan untuk
meng-input lebih awal jatah pupuk tersebut agar tidak hangus. Karena aturan
penyaluran pupuk subsidi diakhir tahun tidak boleh melewati batas tanggal 15
Desember 2022.
“Jika kami distributor memaksakan diri
menyalurkan pupuk diatas tanggal 15 Desember 2022, maka kami akan kena sanksi,”
terang Anisa.
“Saya ingin meluruskan atas asumsi
rekan-rekan pengecer, bahwa masukan kami agar pengecer meng-input lebih awal
dalam T-Pubers tiada lain untuk menyelamatkan
agar sisa alokasi pupuk tersebut tidak hangus. Dan, dalam persoalan ini tidak ada
pupuk petani yang kami selewengkan. Justeru sebaliknya, pengecer-lah yang
menghilangkan sisa alokasi pupuk tersebut,” tandas Anisa.
Laporan : Adi Pradana