BIMA-NTB—Tak menerima ‘lahannya’ disentuh dan diawasi oleh sejumlah awak media di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, oknum wartawan yang juga sebagai pelaksana lapangan pada proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Bontokape, akhirnya keluar dari ‘sarang’ hingga angkat bicara setelah adanya pemberitaan dari sejumlah media massa terkait dugaan bahwa kegiatan proyek tersebut ditemukan banyak kejanggalan dari fakta yang ada di lapangan.
Ibarat
‘Tupai’—oknum wartawan yang hanya memiliki batasan ilmu jurnalis ini justru membuka
kedok persembunyian ditengah kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi yang sedang
dikerjakan oleh PT Graha Bima Konstruksi. Hal itu pun dikuatkan lagi setelah oknum
tersebut tiba-tiba merilis berita bantahan hingga menuding balik bahwa pemberitaan
media massa dari hasil fakta lapangan itu dianggap bohong.
BACA BERITA TERKAIT: Mega Proyek Rp3,4 Miliar di Desa Timu Menggunakan Pasir Campur Tanah, Ini Fakta di Lapangan
Sebelumnya,
oknum wartawan tersebut sempat dikonfirmasi bersama oleh awak media via
WhatsApp, namun dijawab dengan tulisan enteng
agar dimuat sehingga enak dibaca. Setelah awak media memberitakan atas fakta
yang terjadi di lapangan, justru oknum wartanan tersebut mulai kepanasan ‘jenggot’.
Sementara
sejumlah foto yang di dokumentasi oleh awak media dari hasil pantauan langsung pada
hari Minggu, (30/5/2021) pagi, adalah salah satu bukti dan fakta di lapangan
yang tak terbantahkan. Lebih fatal lagi, bahwa ditengah kegiatan pelaksanaan
mega proyek senilai Rp3,4 miliar tersebut, tak satu pun pihak petugas pengawas yang
mengawasi jalannya pekerjaan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut.
Artinya,
ada indikasi kuat kongkalikong dengan
oknum pengawas, lebih-lebih Pemerintah Daerah Kabupaten Bima sendiri yang
terkesan tutup mata atas fakta yang terjadi di lapangan pada mega proyek Rp3,4
miliar tersebut.
Hingga
berita ini dipublish, pelaksana PT Graha Bima Konstruksi masih belum memberikan
jawaban dan tanggapan resmi atas fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat ini.
Penulis: Adi
Pradana