|
BIMA – NTB |
Parah..! Belum lama ini subsidi bahan
bakar minyak tanah dicabut dan dikonversi ke gas LPG subsidi, kini warga
masyarakat kembali disulitkan kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukurang tiga
kilogram. Tak hanya itu, mahalnya penjualan gas subsidi pun menambah beban
rakyat miskin.
Kelangkaan dan mahalnya gas elpiji bersubsidi
dijual ditingkat pasaran tembus Rp40.000 per tabung. Hal ini terjadi di wilayah
Kecamatan Bolo dan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada hari
ini Kamis (2/1/2020).
Pantauan langsung media ini di lapangan,
kelangkaan dan membengkaknya harga penjualan di tingkat lapangan dengan harga Rp40.000
per tabung, disebabkan jarangnya pendistribusian kebutuhan gas elpiji subsidi di
dua wilayah tersebut. Bahkan jumlah (kuota) yang didrop oleh pihak agen tidak
sesuai dari jumlah yang memanfaatkan gas elpiji.
| BACA JUGA |
Alhasi, menjadi
pemandangan menarik di saat truk pendistribusi gas elpiji subsidi lolos
melewati wilayah Bolo-Madapangga baru-baru ini. Konon, pendistribusian tersebut
diperuntukkan kebutuhan masyarakat di wilayah Kabupaten Dompu dan sekitarnya.
Namun ironisnya, gas elpiji subsidi
tersebut tiba-tiba ada dan diduga didatangkan dari Dompu menggunakan
mobil Pick-Up yang kemudian di jual dengan harga Rp40.000 per tabung di wilayah Sila. Itu pun lokasi
penjualan hanya satu tempat, yakni di Cabang Donggo, Desa Kananga Kecamatan
Bolo.
“Saya merasa ada yang tidak beres. Gas subsidi
ini diambil dari Dompu kemudian di jual mahal di Sila. Pemerintah harus secepatnya
mengambil langkah. Itu ada dugaan permainan oknum yang memanfaatkan keuntungan
dari kelangkaan gas di wilayah Sila,” kata Furkan menyikapi kelangkaan gas
elpiji subsidi yang terjadi dua pecan terakhir ini.
Sementara pihak Agen pendistribusi gas
elpiji subsidi di Kota Bima, belum memberikan klarifikasi terkait persoalan
yang tersebut.
Penulis:
Ahmad Riyadi
Editor:
Adi Pradana