|
JAKARTA | Dihadapan
sejumlah warga yang hadir di acara tatap muka dan penghijauan, Ketua BNPB RI
mengaku rumit setelah mendengar pengaduan, satu sama lain saling melempar.
Mengurus lingkungan tidak bisa sendirian. Pemerintah Pusat, Kementerian
Kehutanan tidak mungkin menyelesaikan kalau kesadaran masyarakat belum tumbuh.
Diberbagai kesempatan, BNPB mengajak
semuanya, untuk meningkatkan kesadaran kolektif. “Karena, bencana urusan semua.
Bencana urusan bersama. Kalau ini dibiarin nanti banjir lagi,” ujar Kabag Humas
mengutip pemyampaian Doni.
Doni meminta, agar Danrem selaku
Forkopimda Propinsi, bisa menyampaikan pada Gubernur, bahwa masalah Hutan
menjadi bagian dari tanggung jawab Pemerintah Propinsi.
“Jadi Danrem sebagai Forkopoimda bisa
memberikan masukan pada Gubernur. Saya akan kawal dan bantu,” imbuhnya. Kondisi
hutan seperti ini sangat menyedihkan, untuk memulihkan lagi butuh waktu sepuluh
tahun.
Doni menyarankan Kepada Forkopimda,
Pemkab Bima, Pemkot Bima, Pemkab Dompu dan Pemprov NTB, segera membentuk tim
terpadu karena usaha bersama ini tidak cukup sampai disini.
Setelah tim terbentuk, BNPB akan
mengundang Kementerian LHK dan Pertanian, untuk duduk bersama menyusun rencana
jangka Pendek, Menengah dan Panjang demi penyelesaian hutan Parado.
Ia juga menyarankan agar tim terpadu
dapat melibatkan Kepolisian, Penegakan Hukum, Ulama, Toma dan Toga. Karena
merusak hutan akan menimbulkan kerusakan yang lain juga termasuk flora dan
fauna. BNPB butuh waktu, untuk memformulasi masalah-masalah yang bukan saja di
Bima, melainkan di tempat lain yang nasibnya sama.
“Harus ada semangat kolaborasi baru
untuk menyelesaikannya. Kita harus segera menyelamatkan sisah hutan yang ada
ini,” imbuh Doni. Semua masyarakat harus terlibat dan belajar ekosistem yang
cocok di daerah ini. Terutama untuk tanaman yang bisa berfungsi ekologis dan
ekonomis. Hal itu bisa menambah penghasilan bagi masyarakat.
Sisa hutan ini harus dijaga, tidak ada
lagi yang menebang pohon. Setelah ditanam harus dirawat, dijaga secara
sama-sama. Silahkan tanam jagung, tapi di tempat yang rata, jangan di hutan.
Pertanian jangan bagi-bagi bibit jagung lagi,” tegas Jendral Doni, disambut tepuk
tangan sejumlah hadirin.
Sumber:
Humas Pemkab Bima