MEDIANUSANTARA.ID—Pelayanan KB
yang terkonsentrasi di Puskesmas Penanae Kota Bima, yang awalnya cakupan
akseptor telah melebihi dari target awal 150 akseptor menjadi 220 akseptor. “Berbagai
kegiatan dilaksanakan diantaranya sosialisasi narkoba, dengan sasaran para
pelajar, sosialisasi Hatinya PKK, Pelayanan KB dan IVA test yang terkonsentrasi
di Puskesmas Mpunda dan kunjungan ke berbagai TK/PAUD,” ujar Ketua TP PKK Kota
Bima Hj Yani Marlina M Qurais, dalam menerima kunjungan TP PKK Provinsi NTB,
Jum’at lalu.
Walikota
Bima M Qurais H Abidin juga menyampaikan apresiasinya kepada Tim Penggerak PKK
Provinsi NTB, dimana roadshow ini kali disisipkan agenda penyuluhan tentang
narkoba di lingkungan pelajar. Seperti diketahui bersama, penyalahgunaan
narkoba di kalangan pemuda dan pelajar memang telah masuk kondisi darurat.
Kondisi ini terjadi hampir di seluruh Indonesia, kita tentunya mendengar
ramainya pemberitaan tentang Pil Zombie atau pil PCC yang banyak disalahgunakan
oleh kalangan pelajar.
“Keterlibatan
semua pihak sangat diperlukan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar mau ikut
serta dalam pengawasan penyalahgunaan dan peredaran obat-obat keras yang sangat
berbahaya ini,” ujar Walikota.
Sebelumnya,
Ketua TP PKK Provinsi NTB Hj Erica Zainul Majdi menyampaikan, bahwa keluarga
bahagia dan sejahtera adalah keluarga yang terencana. TP PKK Kota Bima salah
satu daerah di NTB yang menfokuskan kegiatan pola asuh anak. “Ini tentunya
patut dicontoh oleh daerah lainnya,” katanya.
“Anak-anak
adalah masa depan bangsa. Sehingga penting bagi kita selaku orang tua agar
selalu memperhatikan pola didik dan cara mengasuh anak agar mereka tumbuh
menjadi generasi yang cemerlang,” lanjut Hj Erica.
Saat
itu, dipesannya kepada seluruh pihak terutama para orang tua agar memiliki kewaspadaan
yang tinggi terhadap predator anak. Predator anak biasanya tidak selalu orang
yang jauh, tetapi seringkali orang terdekat. Galang persaudaraan kepada sesama
ibu-ibu untuk saling mengawasi anak anak. Karena dibutuhkan usaha yang sangat
besar untuk mengembalikan korban predator anak seperti sediakala.
Begitu
pula para orang tua dan guru, diminta agar mengawasi anak dari paparan video
dan gambar porno. Anak yang telah melihat video atau gambar porno korteks
otaknya akan rusak. Korteks otak yang rusak efeknya sama seperti orang yang
mengalami kecelakaan dan otaknya cidera. “Termasuk kecanduan menggunakan HP
agar mengurangi,” harap Erica kepada para ibu ibu yang hadir.
“Ibu
ibu harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Mendidik anak bukan hal yang
gampang. Jika Allah SWT sudah mempercayakan kita menjadi ibu, maka insya Allah
kita bisa menjalankan amanah itu,” pungkasnya.
Sementara
itu, kegiatan roadshow tersebut juga diserahkan beberapa bantuan dari Pemerintah
Provinsi dan TP PKK Provinsi NTB. Yaitu berupa peralatan mesin perajang
pemotong bawang, pengiris daging, alat perbengkelan, meja ginekologi, paket
sembako kepada 20 orang warga tidak mampu, pemberian makanan tambahan ibu
hamil/MP ASI, serta removal implan kepada Puskesmas Asakota.(adi)